Analisis Komunikasi Budaya Pemberitaan Media Massa Buzzerword Politisi
Abstract
Pemilihan Presiden (Pilpres)tahun 2019 ini merupakan ulangan dari Pilpres 2014, kalaitu Jokowidodo (Jokowi) yang berpasangan dengan Jusuf Kalla berhasil merebut kepercayaanpublik Indonesia untuk menjadi Presiden. Kini kontestan Calon Presiden 2019 mempertemukankembali Jokowi dan Prabowo di dalam merbutkan RI-1. Berbagai Strategi dirancang untukmendapatkan kepercayaan publik. Hingga ucapan kontroversial yang diucapkan oleh Jokowi danPrabowo saat melakukan pidato di depan media massa. Jokowi mengucapkan kata “Sontoloyo” danPrabowomengucapkan “Tampang Boyolali”. Ucapan-ucapan tersebut langusng dieksposmediamassa dan dipersepsikan oleh masyarakat. Pro kontra ucapan terus bergulir, hingga kedua Capresmengungkapkan kata maaf atas ucapan yang dilontarkan. Kita tahu media massa memiliki pengaruhbesar di dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Peneliti menggunakan teori KajianBudaya Stuart Hall yang memaparkan mengenai ide-ide, gambaran-gambaran (images), danpraktik-praktik (practices) yang menyediakan cara-cara menyatakan, bentuk-bentuk pengetahuan,dan tindakan yang terkait dengan topik tertentu, aktivitas social atau tindakan isntitusi dalammasyarakat. Media juga digunakan sebagai tempat di mana ide-ide berputar sebagai kebenaran dansebagai alat yang efektif untuk memarginalkan dan menghapuskan kebenaran yang sesungguhnya.Dalam penelitan ini, penulis menggunakan metodologi kualitatif dengan cara metode wawancaramendalam ke pada narasumber yang paham dibidangnya.
Keywords
buzzerword ;Komunikasi Budaya; komunikasi politik
Full Text:
PDFReferences
Refrensi menggunakan sumber buku dan konten berita
DOI: http://dx.doi.org/10.33376/ik.v6i1.860
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright of Communication Design : Jurnal InterKomunika
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.